Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

17 Juni 2009

MUSLIM JADI CHEERLIAR. NGGAK LAH YAW!!



Sejarah Cheerliar


Pada tahun 1884 Thomas Peebles, membawa yel-yel berbunyi Ray, Ray, Ray! Tiger, Tiger, Tiger ! Sis, Sis, Sis! Boom. Boom, Boom! Ke Universitas Minnesota. Seoarang pria bernama Johny Campbell, bergairah dan meloncat di depan penonton yang menjulukinya sebagai cheerliar. Lalu mulailah cheerliar membentuk formasi enam orang dan memakai pakaian seragam. Setelah perang dunia II keanggotaan pria digantikan wanita dalam kelompok cheerliar agar lebih menarik perhatian penonton (dari berbagai sumber)


Cherliar Jadi Trend


Kawula muda zamannya brekele ini, udah pada ngekor alias mbebek keadaan yang udah amburadul ini. Merek ikut-ikutan memerihatkan peringatan tertentu dengan pementasan cheerliar. Bahkan, pihak sekolah mau membantu dengan mengirim pelatih penilai dari kalangan sendiri untuk memberi score bagi para cheerliar. Kalo udah gitu, gimana toh wahai sekolah ? Yang seharusnya nyegah para siswa bertindak gila malah ngebantuiin.


Mungkin mereka pikir ini adalah bentuk kreatifitas. Kreatifitas darimananya? Kalo yang namanya kreatif itu ialah ngelakuin sesuatu yang memalukan, urakan maka 100% benak kalo cheerliar adalah bentuk kreatifitas. Tapi kalo yang namanya kreatif ialah melakukan sesuatu dengan lebih baik en tidak memalukan serta mencerdaskan, maka 100% salah kalo cheerliar adalah bentuk kreatifitas. Betul ?


Trus, ada yang ngatain kalo cheerliar tuh kebanggaan kelas sehingga harus dijunjung. Wataw.. apapula ini, perbuatan memalukan koq malah bangga. Kalo masih muda aja kagak punya malu, gimana entar kalo udah tua atao jadi pejabat? Pasti malu-maluin…


Then, ada yang nyeletuk “Waduh kalo gak ada cheerliar bisa nggak kompak, didenda dan dimarahin oleh senior dong” Eh, men-temen kita sebagai seorang muslim yang sejati nggak pantas ngomong gitu. Apakah pantes kita kompak dalam hal yang memalukan ? Apakah pantes pemuda muslim menjual kehormatannya dengan uang denda? Dan apakah pantes pemuda muslim ketakutannya pada manusia (senior) melebihi ketakutannya kepada Allah? Sungguh itu sangat amat super memalukan !!!


Cherliar, Budaya Barat


Barat dengan kebebabasan berkpresi memotivasi apapun bentuk tingkah laku remaja termasuk kumpul kebo, fashion show, cheerliar, de el el. Tak heran jika kerusakan moral terjadi di Barat. Mereka tak memperdulikan lagi apakah itu tabu, bejat memalukan atau kerusakan lainnya yang penting asyik. Itulah prinsip hidup mereka, namun kebanyakan orang muslim terutama para pemuda muslim bercermin dengan perilaku buruk mereka, padahal kita memiliki sebuah standar kehidupan yaitu Islam. Kepribadiaan seseorang bukan dilihat penampilannya, IQ-nya jongkong apalagi jengking, tetapi para personality dan ketinggian akhlaqnya. Pemuda yang ikut-ikutan dalam group cheerliar berarti terlibat menyebarluaskan budaya barat dan budaya gila yang memalukan.




Muslim Jadi Cheerliar ? No Way !!!


Allah SWT, berfirman : “Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka (orang kafir) supaya mereka tidak memalingkanmu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah padamu” (QS. Al-Maidah 49)



Islam telah mewajibkan muslim, muslimah menutup aurat, menjaga perilaku baik dan dilarang berbuat memalukan. Dengan menjadi cheerliar yang berpakaian aneh, berteriak urakan, berarti melanggar perintah Allah untuk berakhlaq baik en meniru gayanya orang kafir. Haram tuh !!!


Sekarang kita telah merdeka, jadi seharusnya yang kita lakuin ialah sesuatu yang menjadikan diri kita berkualitas, bukannya malah ngelakuin sesuatu yang malah merendahkan harga diri kita menjadi urakan, tak beradab dan tak bermoral. Andaikan pejuang dulu masih hidup, tentu akan sedih ngeliat kalian yang kagak punya malu ini. Huh…!!! Kemerdekaan yang telah diraih tak boleh diartikan bebas (merdeka) untuk melepaskan diri kita dari aturan Allah tetapi kita harus menegakkan aturan-aturan Allah di tengah kehidupan.



Hai kawan-kawan. Kita adalah muslim yang memiliki kewajiban mentaati seluruh perintah Allah, dan dengan Islam kita akan berwibawa menjadi manusia yang sebenarnya. Cheerliar jelas-jelas budaya Barat yang haram hakamnya untuk ditiru. And then, perlu dicatat (bahkan kalo bisa diukir en dipahat) bahwa ketinggian kepribadian seseorang itu bukan diukur dengan tepuk tangan hadirin yang bersorak-sorai mengaguminya. Tetapi seberapa tinggi kualitas kita mengikuti ajaran Islam. Kita berlindung kepada Allah dari gambaran generasi muslim yang sesat sebagaimana Sabda Nabi SAW : “Nanti datang sebuah generasi, mereka mengekor perilaku umat-umat terdahulu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, bahkan jika masuk ke lubang biawak (selokan) mereka juga mengikutinya”.



0 Melapor:

Posting Komentar

Berilah komentar anda secara moral, sopan dan bijak....